Perkembangan jaman telah banyak mengubah pandangan tentang perempuan, mulai dari pandangan yang menyebutkan bahwa perempuan hanya berhak mengurus rumah dan selalu berada dirumah , sedangkan laki-laki adalah makhluk yang harus berada diluar rumah. Kemudian dengan adanya perkembangan jaman dan emansipasi menyebabkan perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki.
Perempuan tersubordinasi oleh faktor-faktor yang dikonstruksikan secara sosial. Banyak mitos dan kepercayaan yang menjadikan kedudukan perempuan berada lebih rendah daripada laki-laki. Hal itu semata-mata karena perempuan dipandang dari segi seks, bukan dari segi kemampuan, kesempatan dan aspek- aspek manusiawi secara universal, yaitu sebagai manusia yang berakal, bernalar dan berperasaan.
Sejarah pembedaan antara laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses sosialisasi, penguatan dan konstruksi sosial kultural, keAgamaan, bahkan melalui kekuasaan negara. Namun perjuangan untuk memperoleh hak yang sama dimulai dari RA. Kartini, walaupun banyak perempuan-perempuan Indonesia yang memiliki perjuangann yang sama. Perjuangan merupakan cita-cita agar perempuan memiliki pemikiran yang modern, lebih kritis dan peka terhadap lingkungan sekitar maupun perkembangan jaman.
Selanjutnya seperti apa yang disampaikan oleh Suwando (1981:267) bahwa perempuan dalam keluarga dan masyarakat mempunyai tugas sebagai fungsi intern dan ekstern sebagai berikut :
1. Sebagai istri, supaya dapat mendampingi suami sebagai kekasih dan sahabat untuk bersama-sama membina keluarga yang bahagia.
2. Sebagai ibu pendidik dan Pembina generasi muda, supaya anak-anak dibekali kekuatan rohani maupun jasmani dalam menghadapi tantangan zaman, dan menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa
3. Sebagai ibu pengatur rumah tangga, supaya rumah tangga merupakan tempat yang aman dan teratur bagi seluruh anggota keluarga.
4. Sebagai tenaga kerja dan profesi , bekerja di pemerintahan , perusahaan swasta, dunia politik, berwiraswasta dan sebagainya untuk menambah penghasilan keluarga
5. Sebagai anggota organisasi masyarakat, terutama organisasi perempuan , badan-badan social dan sebagainya , untuk menyumbangkan tenaganya kepada masyarakat.
Itulah beberapa tugas perempuan sebagai peran ganda yang mampu membangun perubahan, perkembangan baik secara intekltual, emosional dan sosial.
Dari sosok kartini kini kita banyak tau tentang apa yang diperjuangkan selama ia hidup. Ia di kenal memperjuangkan hak dan kesetaraan perempuan Indonesia melalui pena dan tulisan, tulisannya yang lantang dan mealwan mampu menyadarkan kita, bahwa ada yang salah dalam mengurusi perempuan. Apalagi pada masa itu perempuan dibelenggu oleh adat, dan Kartini adalah takdir Tuhan menjadi pembaharu perempuan dan bangsanya. Banyak yang perlu kita tau dari karakternya meski Ia memperjuangkan hak-hak perempuan namun ia tetap tidak melupakan kodratnya dan menjunjung tinggi suami dan keluarganya.
RA.Kartini adalah pahlawan bagi kesetaraan kaum laki-laki dan perempuan. Berkat ibu kartini perempuan bisa sekolah. Beliau mengajarkan bahwa perempuan tidak hanya sebatas pada dapur dan bergantung pada siapapun. Ada nasihat bijak yang Ia sampaikan “ banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar dapat menjatuhkanmu adalah seikapmu sendiri” (RA.Kartini).